Sumber daya alam Indonesia menyimpan banyak potensi. Itulah yang kemudian ditelusuri Kevin Efendi, dengan mengembangkan potensi limbah dari sumber daya yang ada di hutan.
Komoditas tersebut adalah kulit kayu gemor yang bisa digunakan sebagai bahan perekat. Limbah kulit kayu gemor tersebut kemudian diolah menjadi tepung lengket yang dikenal dengan produk Blambangan Powder.
Menurut Kevin, kulit kayu gemor memiliki viskositas yang tinggi. Sehingga, menurutnya, cocok untuk diolah menjadi bahan dasar pembuatan dupa, lem, pelet ikan, obat nyamuk dan produk lainnya.
“Saat ini kebutuhan bahan dasar produk tadi dipenuhi dengan produk impor,” ujarnya, Selasa (19/7).
Melihat potensi itu, Kevin mendirikan PT Bumi Blambangan Wangi, dan memberdayakan warga di sekitar hutan untuk mengumpulkan limbah kulit kayu gemor.
Kevin menerangkan, kayu gemor cukup banyak dijumpai di hutan bertanah gambut. Setidaknya ada ratusan petani lokal yang kini terberdayakan dengan inovasi pengolahan limbah ini.
Kevin juga menerangkan, permintaan bahan baku ini terbilang tinggi. Usaha yang dirintisnya yang sudah hampir 2 tahun itu sudah memiliki permintaan rutin sedikitnya 50 ton per bulan.
Apalagi, dengan harga yang lebih murah dari produk impor. “Kami jual di 14 ribu per kilogram, sementara impor 16-17 ribu per kilogram,” ungkapnya.
Bak gayung bersambut, potensi bahan baku tadi bertemu dengan pasar yang tepat. Alumnus Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan bahwa produsen dupa memerlukan bahan baku dengan daya lengket tinggi.